Posted by : Andika Rabu, 17 Februari 2016

Bismillahirrahmaanirrahiim..


Alhamdulillah masih di berikan oleh Allah kesempatan untuk berbagi cerita melalui blog ini. Semoga para pembaca mendapat manfaat dari postingan ini. Aamiin.
Sebenarnya aku menulis ini karena aku tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Pak Nurhadi Sasmita. Beliau adalah dosen pengampu mata kuliah Sejarah Indonesia Abad 19-20 di semester empat ini. “ Wisata historis itu menyenangkan, banyak hal yang akan kita temui disana” Begitulah papar beliau pada pertemuan pertama kuliah. Itulah yang menginspirasiku untuk menuangkannya dalam tulisan ini. Semoga apa yang disampaikan beliau ini dapat tersampaikan pada kalian yang membaca tulisan ini. Aamiin.

Pernahkah kalian berwisata ke candi Borobudur? Candi Prambanan? Museum Trowulan? Atau ke kota Tua Jakarta? Bagi yang pernah berwisata ke berbagai tempat tersebut tentu tidaklah asing dengan nama-nama itu. Yap, tepat sekali.Tempat-tempat tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi serta menyimpan cerita sejarah yang berbeda-beda.


Seperti candi Borobudur, candi ini dibangun pada masa dinasti Syailendra. Pembangunan candi Borobudur membuat masyarakat pada saat itu berpindah ke Jawa Timur karena sistem kerja paksa yang dilakukan oleh raja dari dinastI Syailendra. Candi yang identik dengan agama Budha itu kini menjadi salah satu ikon dari bangsa Indonesia dan pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia loh. SubhanaAllah..
Tempat lain adalah Museum Trowulan. Museum ini terletak di Kabupaten Mojokerto. Museum ini merupakan museum yang berisikan peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit. Banyak sekali peninggalan prasejarah yang terpampang rapi, seperti arca, keris, prasasti dan lain sebagainya. Banyak peninggalan yang bisa di situs Trowulan, yakni Candi Wringin, Candi Tikus, Kolam Segaran, dan masih banyak lagi. Museum ini banyak dikunjungi oleh pelajar dengan alasan ingin jalan-jalan sambil belajar, atau dengan kata lain “sambil menyelam minum air” . Keren yaa^_^

Selain itu, Kota Tua Jakarta yang dikenal dengan Batavia Lama (Oud Batavia) menyimpan cerita sejarah yang banyak. Pada tahun 1526 Fatahillah dikirim oleh Kesultanan Demak untuk menyerang Sunda Kelapa yang merupakan pelabuhan terbesar saat itu di wilayah Jawa bagian Barat, yang kemudian dinamakan Jayakarta. Pada tahun 1619 VOC menghancurkan Jayakarta di bawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen. Pada tahun 1620 VOC membangun kota baru di wilayah tersebut dengan nama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Pada tahun 1972 gubernur Ali Sadikin mengeluarkan Dekrit yang menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai situs warisan.

Tapi wisata hostoris itu ngga harus selalu mendatangi tempatnya langsung. Mana bisa?
Bisa aja. Kenapa ngga..hee..

Yapp, salah satunya adalah dengan membaca buku. If you read something, you can imagination what you read.Mungkin bagi mereka yang ngga terlalu suka baca kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang ngebosenin, ngeboringin, dan bikin suntuk. Tapi tahukah anda membaca itu merupakan salah satu faktor yang membuat daya ingat kita meningkat karena otak akan bekerja menterjemahkan setiap kata yang kita baca. Berbeda dengan mereka yang kurang suka membaca justru akan sering mengalami apa yang dinamakan “lupa atau bahasa kerennya Alzemair”. Penyakit tersebut biasanya menimpa kalangan orang lanjut usia, namun sekarang penyakit tersebut juga dapat menimpa usia muda. Nah...tunggu apa lagi yuk segera membaca.

Lanjut yaa...seperti yang sudah aku katakan di atas, wisata historis ngga harus dateng langsung, tapi kita bisa baca dari buku atau literatur yang lain. Seperti buku Sejarah Nasional Indonesia jilid I-VI karangan Nugroho Susanto, Marwati Djoened Poesponegoro. Misalkan saja Jilid pertama dalam buku tersebut berisikan zaman prasejarah di Indonesia. Kita bisa berwisata kesana dengan membayangkan seperti apa zaman tersebut, kemudian merangkainya menjadi sebuah lukisan dalam pikiran kita. Menyenangkan bukan? Selain itu kita tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk wisata ini alias gratiiss tiss tiisss. Ada lagi buku sejarah Agraria,dimana dalam buku tersebut berisikan mengenai konflik-konflik tanah yang ada sejak kolonial hingga bagaimana akhirnya dasar-dasar pokok Agraria terbentuk. Nah gmana kamu tertarik untuk mencobanya? Tunggu apa lagi, rasakan sensasinya dan temukan keajaibaannya..heehee
Masa lampau mengajarkan diri kita menjadi seorang yang bijak,
Bijak untuk mengambil setiap hikmahnya,
JASMERAH...Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah

Semoga bermanfaat^_^

Sanggar BKMS, 17 Februari 2015


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Rienda Handayani -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -