Bismillahirrahmanirrahim...
Ndak terasa ya...udah setahun lalu aku , kamu, kita berdiri sebagai MABA(Mahasiswa Baru). Rasanya sangat singkat sekali.....masih ingat pengalaman daftar ulang dengan penuh sesak bersama MaBa yang lain, saling sapa, saling berkenalan, dan saling bertukar nomor Hp. Saling menanyakan asal, jurusan, dan lain sebagainya. Tak terasa ku mulai meninggalkan fase itu. Fase yang terasa begitu panjang dan melelahkan saat itu. Dan dalam hati selalu berharap, kapan akan segera berakhir dan duduk sebagai mahasiswa sungguhan.
Ahhh...masih terasa sekali saat-saat ospek yang begitu menyita tenaga. Mengelilingi kampus tercinta, dan berkupul di lapangan di tengah teriknya matahari saat itu. Dengan baju Putih-Hitam sepatu hitam serentak menyanyikan mars Universitas Jember. Hmmm...rasanya bangga sekali berdiri menjadi salah satu bagian di barisan itu. Barisan bak pejuang yang berhasil mengalahkan musuh di medan perang. Bak barisan Habbit dalam film “ The Lord Of The Ring”. Yaahhh...itulah yang ku rasakan saat ospek. Ospek terdiri dari beberapa tahap. Pertama, ospek Universitas yang dilakukan oleh semua Mahasiswa Baru. Kegiatan tersebut diadakan di lapangan Universitas Jember. Semua MaBa dari berbagai fakultas dan jurusan dikumpulkan menjadi satu.
Kedua, ospek yang dilakukan oleh Fakultas. Ospek tersebut diselenggarakan oleh masing-masing Fakultas. Nah...aku berada di Fakultas sastra. Emmm...sebetulnya aku sempat merasa tidak puas karena keberadaanku disana. Aku merasa lingkungan itu tidak cocok untukku. Karena dalam benakku sastra adalah kumpulan dari orang-orang yang cenderung bebas dan tidak teratur. Namun, apa boleh buat. Ospek itu kujalani dengan penuh, karena ya...aku tidak mungkin merubah keadaan itu, namun aku hanya bisa merubah pola pikirku dan menerima serta memahaminya sebagai jalan terbaik dari-NYA. Banyak yang kutemui dari ospek itu. Teman baru, guru baru, dan lingkungan baru tentunya. Dalam hatIku aku berkata “ WELCOME TO MY NEW WORLD”.
Ketiga adalah ospek yang dilakukan oleh jurusan. Dan jurusanku adalah Sejarah. Emmmm...apa yang ada dalam benak kalian tentang sejarah? Sesuatu yang lampau? Masa lalu? Tanpa masa depan? Fosil? Kerajaan? Eitsss..bukan berarti tanpa masa depan ya!hehehe...yang pasti sejarah itu mengajarkan orang menjadi bijak, karena dengan memahami sejarah, seseorang tidak akan mengulang kesalahan yang sebelumnya pernah dilakukan lanjut cusss....ospek ini dilakukan di sebuah desa terpencil. Perkampungan Madura namun ada yang beragama islam dan kristen disana. Pemandangannya menyejukkan mata. Ya sekalian rihlahheheheee
Setelah melewati berbagai ospek di atas, tibalah saat dimana aku duduk di bangku kuliah yang sebenarnya. Mulailah aku menempuh pengajaran dari dosen-dosen yang kecee..dan pesannya adalah selalu “banyak membaca yaaa”. Hmmm...dan bukunya itu mirip buku-buku ala profesor gituu kawan...tebeeeeeel binggou,,,ndak kebayang kan. Namun, ada lagi nich...aku bertemu dengan keluarga baru yang kecee binggou. Keluarga yang selalu membuatku tersenyum di Sastra. Do’a Rabithah yang menyatukan kami. Yang membawa kesejukan setiap kali mata memandang. Bak fatamorgana di tengah gurun Sahara. Ada keluarga yang selalu bersamaku dalam membela agamaNYA. Itulah yang menguatkanku disana. Membuatku selalu bertahan. Selalu tegar dan tersenyum dengan genggaman tangan mereka. Selalu mengingatkanku saat keliru dalam melangakah. Semoga Engkau selalu mengikatkan Kami.
Dan yang berkesan adalah selama setahun dengan predikat MaBa, banyak kegiatan yang kami lakukan. Kegiatan yang mampu menyatukan hati dan perasaan kami. Yaitu dengan masak..hehehehe...dan itulah yang membuat hati kami, satu angkatan sejarah 2014 terasa semakin kompak. Sebelum kami meninggalkan predikat “MABA”, kami sempat berbuka puasa bersama dengan hidangan berbuka hasil dari tangan-tangan kami.